jamnas
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
dimana saja boleh
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
doa bersama SMP
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Senin, 30 September 2013
18.57
Unknown
Senin pagi ini aku duduk di depan rumah ditemani secangkir
kopi vanilla latte.
“Tumben kamu minum kopi. Biasanyakan teh panas nak ,
kenapa ?” tanya Ibu padaku.
“ Tidak apa-apa bu, lagi pengen minum kopi saja biar mata
ini tambah melek. Hehe” jawabku sambil tersenyum.
“Risa Risa kamu itu.” Jawab Ibu sambil geleng-geleng.
Kemudian aku masuk rumah lau mandi. Setelah itu aku
bersiap-siap berangkat sekolah. Aku mengeluarkan sepeda ontelku. Ternyata
Pramesti sudah menungguku di seberang
jalan. Kita sering berangkat bersama kita juga satu Desa. Diperjalanan aku
melihat anak-anak SMK Pancasila pada nongkrong di depan gerbang sekolahan.
Pramesti mulai bawel.
“Ris lihat itu, cakep-cakep ya!” kata Pramesti sambil melihat
anak-anak SMK Pancasila.
“Biasa saja! Sudah jangan dilihatin terus aku malu sendiri
mes !” jawabku sadis.
Sesampainya disekolahan ternyata kita sudah terlambat.
Memang aku sering datang terlambat, guru BP saja sampai hafal sama aku. Hari
ini kelas 9 jadwalnya Ujian Praktik Akhir Sekolah, kelasku ujian praktik seni
musik. Selesai ujian praktik aku langsung pulang. Tapi anak-anak pada main ke
rumah Imah anak kelas 9B yang rumahny tidak jauh dari sekolah.
Sampai di rumah, ternyata tidak ada orang, daripada
dirumah tidak ada teman aku langsung bersepeda ke rumah Imah. Di depan rumah
Imah ada anak laki-laki sekitar 6 orang SMKN 1 Pancasila pada PKL (Praktik
Kerja Lapangan).
“Ris kamu pilih yang mana ?” tanya Dhani padaku.
“Aku tidak milih Dan. Ngapain milih-milih, belum tentu dia
milih aku kok!” jawabku.
“Duh Risa kamu kok sadis sekali ? haha” saut Tia.
Aku Cuma diam saja. Aku malu anak-anak pada cari perhatian
mending aku pulang tidur.
Keesokan harinya aku disekolah mendengar kabar kalau Pramesti
jadian sama salah satu anak yang PKL di depan rumah Imah. Aku penasaran anaknya
yang suka sama Pramesti. Katanya namanya Putra.
Saat anak-anak pada nongkrong di warung depan sekolah,
tiba-tiba lewat dua anak laki-laki memakai sragam praktik SMKN 1 Pancasila.
“Loh itukan Putra !!” seru Pramesti sambil
jingkrak-jingkrak tidak karuan.
“Ohh itu ya yang namanya Putra! Maklum orang lagi kasmaran
pasti berdebar-debar hatinya seperti melihat surga.” Aku ngomong sendiri sambil
melamun.
Entah apa yang aku rasakan, ketika aku melihat Putra
serasa ada yang aneh. Serasa aku ingin mengenal dia lebih dekat. Namun aku tahu
dia milik sahabatku sendiri. Padahal Putra belum pernah empat mata sama
Pramesti, hanya jarak jauh. Sejak itu aku pulang pergi kemana saja fikiranku
selalu ada yang namanya Putra.
Malam Kamis aku dirumah sendiri tiba-tiba Pramesti datang.
Dia curhat padaku tentang hubungannya sama Putra.
“Ris kenapa ya baru 2 hari aja aku jadian sama Putra sudah
seperti ini ?” tanya Pramesti kepadaku.
“Memangnya kenapa sih mes?” tanyaku .
“Putra dari kemarin sore aku sms tidak dibalas, aku telfon
pun juga tidak diangkat” jawab Pramesti.
“Mungkin dia tidak punya pulsa atau hpnya rusak. Kamu coba
aja sms pakai hpku.” Kataku sambil mengasihkan hp.
Ternyata smsnya dibalas sama Putra. Tetapi sms Pramesti di
hpnya tidak dibalas juga.
Keesokan harinya Pramesti sudah putus sama Putra. Didalam
hatiku seneng masih ada harapan buat dekat sama Putra. Bukan maksudku menikam
Pramesti sahabatku sendiri dari belakang.
“Kenapa putus Mes?” tanyaku kaget.
“Akuy tidak mau digantung terus Ris!” jawab Pramesti.
“Ya sudah kamu yang sabar saja ya Mes, mungkin bukan
jodohmu!” kataku pelan.
Malam harinya tiba-tiba ada sms “Risa” aku jawab dengan
penuh penasaran siapa yang sms aku. Ternyata Putra yang sma, aku tidak tahu
karena nomernya tidak ku simpan. Aku senang dia sms aku. Aku jadi bingung
kenapa hatiku berdebar-debar dan tubuhku mulai panas. Kenapa aku jadi suka sama
Putra, padahal dia mantanya sahabtku sendiri masih sayang lagi Pramestinya.
Diam-diam aku menyimpan perasaan ini sendiri.
Setiap hari Putra sms aku, bahkan setiap malam sehabis
isya’ dia telfon aku. Putra orangnya sangat perhatian, bahkan hatiku luluh sama
dia. Padahal baru kenal 1 minggu yang lalu. Semakin hari semakin aku yakin
kalau aku punya perasaan sayang sama Putra. Sebagian temanku sudah tau kalau
aku suka sama Putra, tapi mereka diam tidak ember.
“Ris ingat ya, kamu udah punya Dika yang setia selalu ada
buat kamu.” Haha kata Dhani sambil tertawa.
“Apa sih kamu itu, aku sama Dika Cuma teman tidak lebih!”
jawabku ketus.
“Bener nih , tidak nyesel kalau Dika suka sama orang
lain?” tanya Tia.
“Tauklah !!” jawabku sambil mainan hp.
Memang Dika sudah lama mengejar-ngejar aku untuk jadi
pacar dia, tapi aku tidak sayang sama dia. Dika sudah kuanggap seperti kakakku
sendiri.
Bel istirahat berbunyi, aku dan teman-teman nongkrong di
tempat biasa, warung Mbak Jumil depan sekolahan.
“Ris, aku boleh tanya nggak.” Tanya Pramesti padaku.
“Boleh. Mau tanya apa Mes?” jawabku.
“Apa benar ya kamu suka sama Putra?” tanya Pramesti.
“Hah, Putra siapa? Mantanmu itu ya? Emang aku baru dekat
sama dia, tapi kita Cuma berteman kok. Kamu cemburu ya. hehe” jawabku.
“Ohh baru dekat ya. Eggak kok, Cuma tanya aja. Aku juga
sudah tidak suka sama dia.” Kata Pramesti.
Saat itu anak-anak pada diam. Mereka cuma tersenyum
melihatku. Bel masuk sudah berbunyi, kami melanjutkan pelajaran.
Malam hari aku duduk dibelakang rumah, sambil melihat
bulan ditemani secangkir kopi hangat buatan Ibu. Indah malam mengingatkanku
pada Putra. Kenapa Dia seharian tidak ada kabar seperti biasanya yang setiap
jam sms aku. Tepat pukul 21.00, hpku berbunyi ada telfon yang nomornya dipribadi.
Aku angkat, sepertinya aku kenal suara orang yang menelfonku, ternyata Putra.
Pertamanya sih basa-basi, lama-lama perasaanku sudah tidak
karuan. Putra orangnya lucu. 2 jam kita berbincang-bincang lewat telfon penuh
dengan canda tawa. Aku semakin sayang. Tapi aku takut kalau Putra tidak punya
perasan yang sama denganku. Tiba-tiba Putra nyanyi lagunya wali yang baik-baik
sayang.
“Hanya satu pintaku untukmu dan hidupku baik-baik sayang
aku ada untukmu. Semua keinginan akan aku lakukan sekuat semampuku sayang....
karena bagiku kau kehormatanku dengarkan-dengarkan aku......”
Aku
mendengar Putra nyanyiin aku lagu itu aku nangis perlahan, aku rasakan sampai
dalam hati.
“Ris aku sayang sama kamu” kata Putra.
“Hah, kalau bercanda jangan kelewatan dong Tra, jadi malu
ini.. ” jawabku pura-pura bercanda, padahal aku juga sayang.
“Benar Ris, mau ngaak jadi pacarku? Baru kenal 2 mingguan
kamu sudah bisa membuat hatiku senang Ris..” kata Putra.
“kalau boleh jujur ya Tra, sejak pertama aku ketemu kamu,
aku sudah punya rasa suka sama kamu, tapi aku diam karena kamu pacarnya
sahabtku sendiri.”jawabku.
“Aku sama Pramesti tidak suka beneran, aku dekat sama dia cuma
untuk dekatin kamu Ris.” Kata Putra.
“Beneran Tra?” tanyaku.
“Iya, kamu mau kan jadi pacarku?” tanya Putra.
“Aku mau jadi pacarmu, tapi jangan buat aku kecewa ya Tra
.” jawabku,
“Iya sayang aku janji. eemmmmuuuaacch” kata Putra.
“Oke dahh. hehe” jawabku senang.
“Kok kiss ku tidak dibalas?” tanya Putra.
“Hehe, aku malu e.” Jawabku
“Ya udah kamu bobok dulu aja sana udah malam besok sekolah
kan..”suruh Putra padaku.
“Iya e, ya udah dilanjut smsan dulu aja ya” jawabku.
“Iya Risa sayang” jawab Putra.
Lalu aku matiin telfonnya. Aku seneng banget bisa jadi
pacarnya Putra. Ternyata Dia punya perasaan yang sama denganku.
Keesokan harinya disekolah. Anak-anak membaca kotak pesan
masukku. Mereka tahu kalau aku sudah jadian sama Putra. Saat pelajaran
matematika, tiba-tiba Pramesti mengajak aku ke toilet.
“Ris kamu jadian sama putra ya?” tanya Pramesti sambil nangis.
“Iya aku sama Putra, hla gimana? Kamu masih sayang ya sama
dia, ya sebelumnya aku minta maaf. Aku tidak maksud buat menikam kamu dari
belakang. Kemarin katanya kamu sudah nggak sukakan sama Putra?” jawabku.
“Iya memang, tapi sebenarnya aku masih sayang sama Putra..
ya udah kalau kamu sayang sama dia tolong jaga dia ya, jangan buat dia kecewa.
Semoga bisa langgeng.” Kata Pramesti sambil nangis
“Iya aku sayang beneran, aku jagain dia kok. Makasih ya.”
Kataku
“iyaa” jawab Pramesti
Kita lalu masuk kelas. Aku critain lewat sms semua ini
kepada Putra. Tapi Putra sudah tidak mau ada urusan lagi sama Pramesti.
Beberapa hari kemudian. Pramesti kalau sama aku jadi diam.
Biasanya selalu curhat. Dia juga diam sama anak-anak. Padahal kita biasa saja
sama dia. Bahkan Pramesti berfikir kalau anak-anak pada benci sama dia. Padahal
tidak sama sekali.
Pramesti didepanku tidak menjelek-jelekkan aku. Ternyata
dibelakang ngomong sama anak kelas lain kalau aku makan teman. Aku cuek saja,
terserah dia mau ngomong apa tentang aku. Yang jelas aku dekat sama Putra saat
Pramesti sudah putus sama Putra.
Beberapa hari kujalani dengan Putra. Setiap sore sepulang
dia PKL selalu ketemu di warung Mbak Jumil. Dan Pramestipun masih diam sama
aku. Tapi sudah tidak sediam dulu.
Kata Tia Pramesti sudah punya pacar baru, namanya Inun.
Setelah dia punya pacar Inun, dia minta maaf sama aku.
“Ris aku mintya maaf
kemarin sudah diam sama kamu dan anak-anak,” kata Pramesti.
“Iya nggak apa-apa, santai saja kawan. hehe” jawabku.
Sekarang aku, Pramesti, Tia, dan Dhani sudah tidak ada
kesalah pahaman lagi. Kita bermain
bersama, belajar bersama dan saling curhat tentang apa yang dirasakan.
Ujian
Nasional sudah kita lewati, tinggal nunggu pengumuman minggu depan pada tanggal
2 Mei.
Hari kelulusan Sekolah Menengah
Pertama. SMPN 1 Pancasila lulus 100%. Kita berempat mendapat nilai yang cukup
memuaskan. Setelah pengumuman kita ikut konvoi sama anak-anak SMP N Pancasila angkatan
kita.
Setelah beberapa Minggu setelah
kelulusan. Pendaftaran SMA/SMK telah dibuka. Kita berempat dapat diterima
disekolah yang kita inginkan. Tidak ada yang satu sekolahan, semua berbeda.
Bersama mereka 3 tahun aku dapat
merasakan persahabatan yang penuh makna. Aku dapat tumbuh menjadi dewasa,
saling menegur satu sama lain. Terimakasih buat kawan-kawanku yang selalu ada
buat aku. Maaf jika selama ini kalian
dongkol sama aku. Buat Pramesti makasih kedewasaanmu, buat Tia sama Dhani tetap
semangat walau jadi jomblo sejati. Dan aku menjalani sebuah hubungan
denganPutra. Untuk kawan-kawan SMPN 1
Pancasila’012 terimakasih canda tawa kalian yang sudah bersamaku selama 3 tahun.
Selesai
citra khoirina
Langganan:
Postingan (Atom)